Renungan Harian, 22 Mei 2012
Baptisan Pertobatan
Bilangan 19:1-22; Kisah Para
Rasul 2:38-40
“Maka seorang yang tahir
haruslah mengumpulkan abu lembu itu dan menaruhnya pada suatu tempat yang tahir
di luar tempat perkemahan, supaya semuanya itu tinggal tersimpan bagi umat
Israel untuk membuat air pentahiran; itulah penghapus dosa” (Bilangan 19:9).
Setiap orang percaya pastilah sepakat bahwa
keselamatan itu tidak bisa diperoleh dengan usaha sendiri sebagai manusia.
Keselamatan hanya bisa diperoleh oleh karena iman percaya kita kepada Kristus,
sebab Kristus telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa setiap kita.
Tetapi, tahukah kita kalau keselamatan menyangkut dua aspek? Aspek pertama,
yaitu dari pihak Allah yang memberi keselamatan. Allah telah memberikan
Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban yang sempurna dan menyelamatkan setiap
orang yang percaya kepada-Nya. Aspek kedua, yaitu dari pihak manusia yang
menerima keselamatan. Keselamatan itu dapat kita terima, jika kita mau mengakui
pengorbanan Kristus, mau bertobat dan memberi diri untuk dibaptis.
Dengan demikian, kita yang sudah bertobat dan
mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, maka kita wajib memberi diri
untuk dibaptis. Hubungan baptisan dengan pertobatan sama halnya dengan iman dan
perbuatan. Jika iman tanpa perbuatan pada hakekatnya iman itu mati, maka
pertobatan tanpa baptisan hanyalah omong kosong belaka dan pertobatannya tidak
bisa dipertanggungjawabkan. Firman Tuhan sendiri menyatakan, bahwa baptisan
merupakan tanda seseorang telah bertobat, mendapat pengampunan dosa dan masuk
dalam bilangan orang-orang yang diselamatkan (Mrk 1:4; Kis 2:38-41).
Pertobatan bersifat rohani dan berhubungan dengan
hati nurani, sedangkan baptisan merupakan langkah nyata secara lahiriah dari
pertobatan tersebut. Selama seseorang belum bertobat dan memberi diri untuk
dibaptis, maka tidak ada pengampunan dosa dan orang tersebut belum mendapat
bagian dalam keselamatan. Sebaliknya, ia masih berdosa dan masuk daftar orang
binasa (Bil 19:13, 20).
Dalam baptisan, kita manunggal dengan Kristus
dalam kematian-Nya dan kematian kita atas daging, agar sama seperti Kristus
bangkit dari antara orang mati, kita juga dibangkitkan menjadi manusia baru,
pribadi yang telah ditebus dan beroleh bagian dalam keselamatan (Rm 6:3-4).
Dengan memberi diri dibaptis, maka pertobatan kita
menjadi nyata. Baptisan telah memeteraikan kita dalam keselamatan. Kita bukan
lagi budak dosa dan dosa tidak lagi berkuasa atas kita. Kita menjadi pribadi
yang merdeka dalam Kristus dan penghukuman maut tidak berlaku lagi atas kita
(Rm 8:1-2). Jadi, berilah diri kita untuk dibaptis, supaya keselamatan itu
termeterai dalam hidup kita.
Renungan :
Jika saat ini saudara sudah bertobat namun belum
dibaptis, biarlah melalui kebenaran firman Tuhan hari ini saudara disadarkan.
Jangan lagi tunda waktu, segera berikan diri saudara untuk dibaptis sebagai
tanda pertobatan saudara.
Tidak ada komentar