Gadis Juara Fotografi
Gadis Pemulung Juara Fotografi di Belanda
KARANGASEM, KOMPAS.com — Kisah perjalanan hidup seorang gadis pemulung asal Bali
bernama Ni Wayan Mertayani (16), alias Ni Wayan, atau Sepi, yang menjuarai
lomba foto internasional dari Museum Anne Frank, Belanda, dibukukan.
Pande Komang Suryanita,
penulis buku berjudul Potret Terindah dari Bali itu saat dihubungi di Rendang,
Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (16/2/2011), mengatakan, buku itu diterbitkan
Kaifa (grup Penerbit Mizan) awal Februari 2011.
Materi buku mengungkapkan sisi
kehidupan gadis yang biasa dipanggil dengan Ni Wayan atau Sepi itu. Penulis
menguraikan secara detail bagaimana alur kehidupan Sepi yang begitu memilukan.
Bermula dari kehilangan ayah
dan rumah tinggal, Sepi bersama ibu dan adiknya pindah ke sebuah gubuk di tepi
Pantai Amed, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur.
Di gubuk itu, Sepi menjalani
hidup sebagai penjual makanan dan sesekali memulung barang bekas setelah pulang
sekolah untuk dapat membantu ekonomi keluarga, terlebih ibunya dalam kondisi
sakit-sakitan.
Hingga suatu ketika, ia
bertemu turis asal Belanda bernama Dolly yang meminjami kamera untuk belajar memotret.
Hasil jepretan Sepi kemudian didaftarkan Dolly pada lomba foto internasional
yang diadakan Yayasan Anne Frank di Belanda dengan tema Apa Harapan Terbesarmu.
Tak disangka, foto Sepi yang
berobyek ayam yang sedang bertengger di pohon singkong karet berhasil menjadi
pemenang dan mengalahkan 200 peserta lain dari sejumlah negara.
(Sumber:http://regional.kompas.com/read/2011/02/16/17085515/Gadis.Pemulung.Juarai.Foto.Internasional)
Kebanyakan saat orang melihat
anak-anak pemulung baik di pinggir jalan atau di bawah jembatan, yang terlintas
dipikirannya adalah anak tersebut jorok, sakit-sakitan, tidak berpendidikan dan
tidak memiliki masa depan yang jelas serta mustahil dapat meraih prestasi yang
luar biasa. Namun pemikiran yang demikian dipatahkan oleh seorang anak bernama Ni
Wayan Mertayani (16). Walaupun ia anak seorang pemulung, tetapi dia memiliki
hati yang besar dan mau belajar banyak hal. Karena kemauanya untuk belajar dan
ada orang yang mau melihat potensi yang dimiliki oleh anak tersebut, maka Ni
Wayan Mertayani berhasil menjadi juara dalam lomba fotografi di Belanda.
“Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.” (Markus 12:43)
Yesus menghendaki setiap
anak-anak-Nya tidak mudah memandang orang hanya karena penampilannya yang
kusam. Markus mencatat saat Yesus melihat kotak persembahan, dia tidak
memandang rendah saat ada seorang janda miskin memberi sedikit, tetapi justru
Yesus memuji janda tersebut bahkan mengatakan bahwa janda itu memberi lebih
banyak dari orang lain yang ada di tempat tersebut.
Allah mau setiap kita anak-anak-Nya
memandang semua manusia sama berharganya, sebab apapun kondisi mereka, mereka
memiliki potensi yang luar biasa yang bila dihargai dan diberi kesempatan
mereka juga bisa meraih prestasi yang luar biasa bahkan melebihi orang-orang
kebanyakkan. (Anton Pramono)
Tidak ada komentar