Renungan Harian, 24 Mei 2012
Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Bilangan 32:1-42; Kisah Para
Rasul 4:34-35
“Kami tidak akan pulang ke
rumah kami, sampai setiap orang Israel memperoleh milik pusakanya” (Bilangan
32:18).
Dalam Bilangan pasal 32 dikisahkan bagaimana suku
Ruben, Gad dan setengah dari suku Manasye meminta milik pusaka mereka sebelum
menyeberangi sungai Yordan. Setelah berdiskusi dengan Musa, akhirnya Musa
mengijinkan mereka, dengan satu syarat, agar mereka menepati janji mereka untuk
tidak menduduki milik pusaka mereka dulu sebelum seluruh orang Israel
memperoleh miliki pusaka mereka.
Cerita dalam pasal ini, mengajarkan setiap kita
orang percaya untuk tidak bersikap egois dan mementingkan diri sendiri. Melalui
firman Tuhan hari ini kita diajarkan bagaimana kita harus memiliki kasih satu
sama lain sebagai saudara seiman.
Yesus sendiri mengajarkan pada setiap kita agar
kita hidup dalam kasih, supaya nyata bahwa setiap kita adalah murid Kristus.
Bahkan Kristus sendiri telah memberikan teladan yang sempurna kepada setiap
kita tentang kasih (Yoh 13:34-35; 15:13-14, 17). Saat Yesus mati di atas kayu
salib, itu semua Ia lakukan bukan karena iseng, tetapi karena begitu besar
kasih-Nya, sehingga Ia rela mati, supaya
setiap kita yang percaya pada Yesus, beroleh keselamatan (Yoh 3:16).
Biarlah setiap kita juga mengikuti teladan dari
cara hidup jemaat mula-mula. Mereka tidak hanya bertekun dalam ibadah,
pengajaran dan doa – memang hal itu penting untuk pertumbuhan rohani -, tetapi
mereka juga bersatu, saling menopang, yang berkelimpahan menjual harta mereka
untuk membantu yang berkekurangan dengan kesadaran sendiri tanpa tuntutan (Kis
2:44-45).
Tuhan mau setiap kita orang percaya saling
mengasihi dan menopang, bukan saja dalam perkara rohani saja, tetapi juga
secara nyata Tuhan mau kita yang kuat secara materi membantu saudara seiman
lainnya yang berkekurangan, bukan malah menuduh mereka berkekurangan karena
dosa. Dengan cara demikian setiap orang percaya saling membangun dan menopang
satu sama lain (Rm 15:1-2).
Tetapi firman Tuhan juga memberikan peringatan
yang keras, agar dalam membantu sesama, tidak dilakukan dengan pura-pura dan
ada pamrih, sebab hal itu tidak ada gunanya. Tuhan mau, ketika setiap kita
memberikan bantuan sebagai tanda kasih, hendaknya hal tersebut dilakukan dengan
tulus, sehingga benar-benar menjadi berkat bagi saudara seiman lainnya (Rm
12:9-10, 13).
Dengan demikian, biarlah setiap kita orang percaya
mempraktekkan kasih itu dengan tulus, dengan cara saling bertolong-tolongan dan
menopang satu sama lain, agar Kristus dimuliakan melalui kehidupan kita, dan
nyata bahwa kita benar-benar murid Kristus yang sejati (Gal 6:2).
Renungan :
Tidakkan saudara sadar, bahwa Kristus datang dan
mati itu karena kasih? Ia juga menghendaki saudara memiliki kasih dalam
kehidupan saudara, bukan kasih yang semu melalui kata-kata, tetapi kasih yang
nyata melalui perbuatan saudara terhadap sesama orang percaya.
Tidak ada komentar