Renungan Harian, 13 Januari 2012
Yang Murni dan Kudus
Keluaran 37:1-29; Roma 12:1
“Dibuatnyalah tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnyan dan satu setengah hasta lebarnya. Dibuatnyalah dua kerub dari emas, dari emas tempaan dibuatnya itu, pada kedua ujung tutup pendamaian itu” (Keluaran 37:6-7).
Semua orang pasti setuju kalau emas adalah logam mulia yang memiliki nilai yang sangat berharga. Oleh karena berharganya benda ini, maka semua orang, terlebih kaum hawa menjadikannya perhiasan untuk melengkapi penampilan mereka. Emas adalah logam mulia yang berharga, dicari oleh semua orang dan nilainya terus naik.
Emas, sebagai olgam mulia, melambangkan sesuatu yang sangat berharga, benda terbaik dan melambangkan kemurnian dan kekudusan. Oleh sebab itulah, dalam Perjanjian Lama Allah memerintahkan Musa untuk membuat seluruh perabotan tempat ibadah dari logam mulia tersebut. Demikian halnya dengan minyak urapan yang dipakai, bukanlah dari sembarang minyak, tetapi dari minyak yang terbaik dan yang murni.
Jika dalam Perjanjian Lama, bait Allah nampak jelas bangunan fisiknya, namun berbeda halnya dalam Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru, bait Allah yang dimaksud bukanlah lagi bangunan fisik atau gedung gereja, tetapi setiap orang percaya merupakan bait Allah. Karena itu Paulus dalam suratnya mengatakan “tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah” (1 Korintus 3:16). Hal tersebut berarti setiap orang percaya merupakan bait Allah dimana merupakan suatu bangunan rohani yang rapi tersusun dan saling menopang satu sama lain dan Roh Allah tinggal di dalamnya (1 Petrus 2:5; Efesus 2:21-22).
Bait Allah adalah tempat yang kudus dan tidak semua orang dapat masuk kedalamnya. Dalam Perjanjian Lama hanya imam dan imam besar daja yang boleh masuk ke bait Allah. Kita orang percaya sebagai bait Allah dalam Perjanjian Baru, tentunya tidak boleh menganggap remeh masalah kekudusan tersebut. Sebab setiap kita memang dipanggil untuk hidup kudus, supaya hidup kita berkenan dihadapan Allah (1 Tesalonika 4:1, 7). Allah adalah pribadiyang Mahakudus, tanpa kekudusan mustahil seseorang dapat berkenan kepada Allah, apalagi jadi bait Allah, tempat Allah tinggal – itu hal yang sangat mustahil.
Kekudusan merupakan hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari setiap orang percaya. Oleh sebab itu, PAulus menuliskan agar setiap kita orang percaya dating kepada Allah membawa seluruh hidup kita sebagai persembahan yang kudus (Roma 12:1). Sudahlah barang tentu kita tidak mungkin bisa melakukan itu sendiri, tetapi oleh karena Kristus telah menebus kita, Ia telah merubah kita dan memampukan kita untuk berjalan di dalam kekudusan tersebut. Tugas kita bukanlah membuat diri kita kudus, tetapi menjaga kekudusan tersebut dengan hidup yang diubahkan, hidup menuruti kehendak Allah dan berjalan di jalan yang Allah tentukan bagi setiap kita sesuai dengan perintah-Nya.
Renungan:
Sudahkah kita sadari bahwa setiap kita adalah bait Allah dan Allah tinggal di dalam kita ? Oleh sebab itu, sebagai bait Allah, sadarilah bahwa kemurnian hati dan kekudusan merupakan hal penting dan syarat mutlak supaya Roh Allah tinggal di dalam kita.
Menyebut diri sebagai bait Allah tanpa kekudusan adalah hal yang mustahil !
Tidak ada komentar