Renungan Harian, 27 Januari 2012
Kaca Mata Allah
1 Samuel 16:1-23; Lukas 5:22
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7)
Kita sebagai manusia senang sekali menilai seseorang dari tampak luarnya, walaupun kita belum benar-benar mengenal orang tersebut kita sudah mengambil suatu kesimpulan orang itu baik dan orang yang ini jahat.
Sebagai suatu illustrasi, jika kita berjalan-jalan ke Mall dan bertemu dengan dua orang yang berbeda, yang satu pakaiannya kayak preman, berkumis tebal, wajah menyeramkan, dan yang seorang lagi berpakaian rapi, berdasi dan membawa tas koper. Semua orang, termasuk kita jika bertemu dengan orang yang demikian pasti mengambil kesimpulan bahwa orang yang berpakaian preman dan berwajah seram tadi adalah orang yang jahat dan sama sekali tidak ramah, dan kita harus berhati-hati terhadap dia. Sedangkan dengan orang yang berpakaian rapi dan membawa tas koper kita mengambil suatu kesimpulan bahwa orang tersebut adalah seorang pengusaha kaya yang baik hati dan tidak perlu kuatir kalau dekat dengan dia.
Namun sering kali kita salah tebak orang. Padahal orang yang kita kira jahat sebenarnya adalah seorang polisi yang berpakaian preman, sedangkan orang yang berpakai rapi yang kita duga sebagai pengusaha kaya yang baik hati justru dia adalah seorang pencopet yang sedang menyamar supaya tidak diketahui keberadaannya.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam menilai seseorang. Hal tersebut juga terjadi pada Samuel. Pada waktu Allah menyuruh Samuel untuk mengurapi salah seorang anak Isai untuk menjadi raja menggantikan Saul, ia hampir saja mengambil keputusan yang salah sebab ia menyangka bahwa Eliab anak pertama dari Isai adalah anak yang cocok untuk diurapi sebagai raja menggantikan Saul. Hal itu disebabkan perawakan dari Eliab sangatlah pas sebagai raja. Namun seketika itu juga Allah berbicara kepada Samuel bahwa bukan Eliablah orangnya. Allah menegur Elia bahwa bukan apa yang kelihatan oleh mata yang berkenan kepada Allah sebab Allah melihat hati (1 Sam 16:7)
Hari ini kita belajar untuk melihat dari kaca mata Allah dalam memandang seseorang. Biarlah setiap kita dalam memandang sesama kita bukan berdasarkan penampilannya, tapi biarlah setiap kita memiliki hati Kristus yang memandang seseorang jauh dalam hatinya. Mintalah pada Yesus untuk membimbing saudara dalam menilai seseorang, sehingga setiap penilaian saudara terhadap orang lain dibenarkan di mata Allah.
Renungan :
Jika saudara hari ini sadar, bahwa seringkali saudara menilai orang lain hanya dari penampilan, biarlah mulai hari ini kita gunakan hati kita dan selalu bersandar pada Allah dalam memberi penilaian terhadap orang lain.
Hati adalah cerminan hidup seseorang
Tidak ada komentar