Renungan Harian, 15 Januari 2012
Korban Sejati
Imamat 6:1-30; Ibrani 9:13-14
“Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, sehingga ia menerima pengampunan atas perkara apa pun yang diperbuatnya sehinggan ia bersalah” (Imamat 6:7).
Di dalam Perjanjian Lama, setiap orang yang berbuat salah dan berbuat dosa, haruslah mereka datang ke rumah Allah untuk mempersembahkan korban sebagai ganti untuk menebus kesalahan mereka. Korban tersebut diserahkan pada imam, dan para imamlah yang mengolah korban tersebut serta megnadakan pendamaian bagi orang yang membawa korban tersebut dihadapan Allah.
Bisa dibayangkan, betapa sibuknya para imam dengan sejumlah korban yang banyak, sebab jumlah orang Israel pada waktu itu pun juga cukup banyak. Apalagi jika pola demikian diterapkan pada zaman sekarang, pasti luar biasa sibuknya. Pada waktu itu, setiap orang melakukan kesalahan atau dosa, ia harus memberikan korban penghapus salah berupa domba, kambing, lembu dan hewan korban lainnya. Jika orang tersebut melakukan kesalahan tiga kali dalam sehari, maka ia pun harus tiga kali mempersembahkan korban. Bisa dibayangkan berapa banyak jumlah dana yang harus dipersiapkan setiap harinya, sebab manusia tidak mungkin tidak melakukan kesalahan dalam hidupnya.
Kita, sebagai orang percaya, patutlah mengucap syukur, karena kita memiliki Imam Besar yang sangat luar biasa. Jika dalam Perjanjian Lama seorang imam harus mempersembahkan korban untuk dirinya sendiri, barulah mempersembahkan korban bagi dosa umatnya, maka Imam Besasr yang kita miliki tidaklah demikian. Sebagai Imam Besar yang sejati, Ia tidak mengorbankan binantang, tetapi Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban, dengan cara mati di atas kayu salib (Ibrani 7:26-27).
Sebagai Imam Besar, Ia telah mati untuk menebus setiap kita. ia adalah korban yang tidak bercacat dan tidak bercela, sehingga Ia telah menjadi korban satu kali untuk selama-lamanya. Dengan demikian, kita umat tebusan-Nya telah disucikan dan didamaikan dengan Allah, sehingga kita layak untuk beribadah kepada Allah yang hidup (Ibrani 9:13-14). Hal itu Ia lakukan, sebab tanpa korban darah, tidak ada pengampunan dan tidak ada pemulihan (Ibrani 9:22).
Itulah sebabnya, kita harus senantiasa mengucap syukur. Dengan pengorbanan-Nya yang sempurna, kita tidak perlu lagi membawa korban untuk dosa kita dan untuk mendapatkan keselamatan. Oleh pengorbanan Kristus sebagai Imam Besar, kita memperoleh jaminan keselamatan dan mendapat bagian dalam kerajaan sorga yang kekal. Sebagai rasa syukur kita, atas keselamatan yang telah Allah berikan pada kita, hendaknya kita hidup menyenangkan hati Allah. Hal itu dapat dilakukan dengan cara tetap berpegang teguh pada iman percaya dan pengharapan kita pada Yesus dan hidup seturut kebenaran firman-Nya.
Renungan :
Sadarilah bahwa sebagai Imam Besar, Kristus telah memberikan nyawa-Nya untuk menebus kita, sehingga setiap kita beroleh keselamatan. Jangan sia-siakan pengorbanan Kristus dengan cara tetap hidup sebagai manusia lama yang hidup di dalam dosa!
Imam Besar sejati memberikan korba sejati – nyawa-Nya
Tidak ada komentar