Renungan Harian, 24 Januari 2012
Berserah pada Allah
Kejadian 43:1-34; Yakobus 1:2-4
“Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan !” (Kejadian 43:14).
Sebagai orang percaya, tentunya kita hidup oleh percaya dan bukannya dengan melihat. Hidup yang kita jalani adalah kehidupan oleh iman percaya kita kepada Yesus Kristus sebagai pengharapan kita, penolong dan penyelamat kita.
Terkadang dalam menjalani kehidupan kita sebagai orang percaya, ada hal yang tidak kita duga datang dalam kehidupan kita. Ada masalah yang datang dalam kehidupan kita tanpa kita ketahui sebabnya. Memang ada masalah yang timbu oleh karena kesalahan kita. Jika memang demikian, tentunya kita harus segera sadar dan bertobat serta minta pemulihan dari Allah. Tetapi ada kalanya masalah itu timbul tanpa kita ketahui alasannya. Di saat seperti itulah kita harus bersandar dan berserah kepada Allah.
Bisa jadi masalah dan pencobaan yang kita alami adalah suatu proses pengujian iman kita. Apakah kita benar-benar percaya, berserah dan bersandar pada Allah atau tidak ? Oleh sebab itu, Yakobus dalam suratnya memberikan nasehat kepada kita supaya ketika ada pencobaan datang dalam kehidupan kita, kita berbahagia, sebab ujian atas iman kita tersebut akan mendatangkan ketekunan, sehingga kehidupan setiap kita semakin disempurnakan (Yakobus 1:2-4). Ia juga mengingatkan setiap kita, ketika pencobaan itu datang, jangan pernah menuduh Allah sebagai sumbernya, sebab Allah tidak mencobai siapa pun (Yakobus 1:13).
Oleh sebab itu, ketika masalah datang dalam kehidupan kita, hendaknya kita bersikap tenang dan tidak kebingungan. Sebab ketika kita tidak tenang, setiap tindakan yang kita lakukan malah justru membuat masalah itu semakin besar. Kita hendaknya belajar dari sikap Israel (Yakub), ketika ia menghadapi permasalahan dan tidak tahu jawabannya, ia bersandar sepenuhnya pada Allah, sehingga tindakan yang diambilnya bukanlah didasari sikap terburu-buru, tetapi merupakan sebuah langkah iman.
Firman Tuhan mengatakan, “pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia” (1 Korintus 10:13). Dengan demikian, hendaknya kita sadar, ketika Allah mengizinkan permasalah terjadi dalam hidup kita, Ia adalah Allah yang Mahatahu yang mengetahui batas-batas kemampuan kita, sehingga Ia tidak akan pernah mengizinkan permasalahan yang terjadi melebihi kemampuan kita untuk dapat menanggungnya.
Yang perlu kita lakukan ketika masalah terjadi dalam kehidupan kita, ialah berserah dan bersandar sepenuhnya pada Allah dalam iman kita. Allah kita adalah Allah yang setia dan adil yang tidak akan pernah membiarkan kita sendiri, apalagi meninggalkan kita. Jika nyawa-Nya saja Ia berikan bagi kita, supaya kita turut ambil bagian dalam keselamatan, apalagi ketika kita ada masalah, Ia pasti memberikan pertolongan dan memberikan jalan keluar atas setiap masalah yang kita hadapi.
Renungan :
Jika hari-hari ini ada masalah dalam kehidupan saudara, jangan gelisah, apalagi menyalahkan Allah. Serahkan semuanya dalam tangan Allah yang Mahakuasa, Ia pasti menolong dan memberikan jalan keluar. Hanya, berserah saja pada Allah!
Tidak ada komentar