Renungan Harian, 23 Januari 2012
Sadar dan Bertobat
Kejadian 38:1-30; 1 Yohanes 1:9
“Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu” (Kejadian 38:26).
Kehidupan kekristenan merupakan kehidupan yang dinamis dan terus bertumbuh. Proses pertumbuhan tersebut terus berlangsung sampai mencapai taraf kerohanian yang sejati dan merupakan proses seumur hidup. Sebab selama kita masih hidup, proses itu terus berlangsung dan membawa kita semakin tumbuh dewasa dalam pengenalan akan Allah.
Proses pertumbuhan rohani tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang di tengah-tengah proses tersebut kita dapati kerikil yang licin dan dapat membuat kita jatuh terpeleset. Yesus sendiri mengajarkan kepada kita bahwa jalan yang benar yang harus kita lalui adalah jalan yang melalui pintu yang sesak dan jalan yang sempit, bukan pintu yang luas dan jalan yang lebar (Matius 7:13; Lukas 13:24).
Paulus menyatakan bahwa kehidupan kekristenan merupakan perjuangan dalam melawan hukum dosa, sehingga kita perlu setiap harinya untuk diperbaharui supaya kita menjadi pribadi yang tangguh (2 Korintus 4:16).
Ada kalanya dalam mengiring Kristus kita terpeleset dan jatuh. Sama halnya dengan anak yang belajar berjalan atau belajar naik sepeda, pertama kali mencoba, pasti jatuh. Tetapi anak itu tidak menyerah dan tidak mau belajar, anak itu bangkit dan terus mencoba, sampai akhirnya bisa berjalan dan anik sepeda dengan lancar. Demikian juga dengan kita, ketika kita jatuh, kita harus bangkit dan jangan tinggal dalam kejatuhan kita.
Ketika kita sadar, bahwa ada tindakan kita yang salah, kita harus ambil keputusan untuk bersikap jujur dan mau mengakui kesalahan kita dihadapan Allah. Sebab ketika kita mau bersikap jujur dan mengaku dihadapan Allah akan kesalahan kita, Ia adalah Allah yang baik yang mau mengampuni dan memulihkan kehidupan kita (1 Yohanes 1:9). Allah sangatlah menghargai orang yang jujur dan mau mengakui kesalahannya.
Saat Yehuda menyadari kesalahannya, ia mengaku bahwa ia telah berbuat kesalahan, maka kehidupannya dipulihkan. Bukan saja dipulihkan, bahkan namanya tercatat dalam sejarah sebagai leluhur dari Juruselamat kita, Yesus Kristus (Matius 1:1-3). Dari keturunan Yehuda lahir Daud, seorang raja yang luar biasa. Dari keturunan Daud lahirlah Yesus Sang Juruselamat.
Jangan pernah menyembunyikan kesalahan, sebab hal tersebut bisa mengakibatkan celaka (Amsal 28:13). Seperti yang dilakukan Ananias dan Safira, karena tidak jujur, mereka mendapat celaka, yaitu kematian (Kisah Para Rasul 5:3-11). Oleh sebab itu, jangan pernah sembunyikan kesalahan kita dari hadapan Allah, sebab Ia Mahatahu. Bersikaplah jujur, mengaku dan bertobat. Ketika kita mau jujur, maka Allah mau mengampuni dan memulihkan kehidupan kita.
Renungan :
Jika saat ini saudara sadari ada sesuatu hal yang salah dalam kehidupan saudara. Bersikaplah jujur dihadapa Allah dan akui segala kesalahan saudara supaya ada pemulihan. Sebab jika kesalahan itu ditutupi dan tidak dibereskan, akan menimbulkan kesalahan lainnya yang membawa saudara semakin jauh dari hadapan Allah.
Tidak ada komentar