Renungan Harian, 25 Januari 2012
Bapa Terbaik
Kejadian 49:1-33; Ibrani 10:34
“Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata : “Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari” (Kejadian 49:1).
Yakub merupakan contoh dari figur seorang bapa yang baik. Sebagai bapa yang baik, ia senantiasa perhatian kepada anak-anaknya. Ia tahu apa yang diperlukan oleh anak-anaknya dan memenuhi keperluan anaknya tersebut. Hal itu pula yang membuat Yakub di masa tuanya, sebelum ia meninggal, memanggil dan mengumpulkan anak-anaknya untuk memberkati dan memberi harta waris kepada anak-anaknya.
Demikian halnya juga kita, sebagai bapa di dunia ini. Kita pasti rindu untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Makanan yang terbaik dan paling bergizi, sekolah yang terbaik dan semua kebutuhan anak pasti kita berikan yang terbaik. Terlebih lagi Bapa kita yang di sorga, Ia adalah Bapa yang terbaik dari yang terbaik dan tidak ada yang lebih baik dari Bapa kita.
Sebagai Bapa yang terbaik, Ia tahu kebutuhan kita sebagai anak-anak-Nya. Ia tahu kebutuhan kita yang paling mendasar, yaitu keselamatan. Karena dosa, manusia jauh dari Allah, sedangkan Allah rindu setiap orang dekat dengan-Nya. Oleh sebab itu, Ia memberikan milik-Nya yang Terbaik untuk menebus kita, supaya kita beroleh keselamatan (Yohanes 3:16).
Oleh kematian-Nya (Yesus), kita mendapatkan harta waris yang kekal, yang tidak akan habis dimakan oleh waktu. Berbeda dengan bapa di dunia, sekaya apa pun bapa tersebut, harta warisannya pasti bisa habis. Tetapi Bapa kita memberikan yang terbaik, sesuatu yang kekal dan tidak habis dimakan oleh waktu (Ibrani 10:34).
Hal pertama yang Ia berikan dalam penebusan, ialah kehidupan yang kekal (Lukas 18:28-30) dan kita diangkat sebagai anak-Nya (Yohanes 1:12). Sebagai Bapa terbaik, Ia juga memberikan kepada kita tempat tinggal yang kekal yang tidak bisa rusak dan tidak bisa lapuk, yang tidak memerlukan perawatan serta tidak memerlukan perbaikan (2 Korintus 5:1).
Yang paling luar biasa yang kita terima sebagai anak-anak Allah, harta yang terbesar dan melebihi segalanya, kita menerima Pribadi Allah sendiri. Tanpa menerima Pribadi Allah sebagai harta terbesar dalam kehidupan kita, maka tidaklah mungkin kita menerima bagian yang lainnya. Oleh sebab itu, sebagai anak-anak Allah, Kristus hendaknya menjadi pusat perhatian dalam kehidupan kita. Dengan demikian kehidupan yang kita jalani di dunia ini, kita isi dengan terus berusaha untuk mengenal Kristus dan memperoleh Kristus, yang akhirnya membuat kita juga memperoleh bagian dalam kehidupan yang kekal (Filipi 3:10-11).
Renungan :
Bapa yang kita miliki adalah Bapa yang terbaik yang telah memberikan yang Terbaik pula bagi kita anak-anak-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk kuatir dan cemas akan masa depan kita, sebab Ia tahu masa depan kita, yaitu masa depan yang penuh dengan pengharapan dan penuh dengan kemenangan.
Tidak ada komentar