Renungan Harian, 28 Maret 2012
Kasih Persaudaraan
Hakim-hakim 21:1-25; Yohanes 13:34-35
“Orang-orang Israel merasa kasihan terhadap suku Benyamin, saudaranya
itu, maka kata mereka: “Hari ini ada satu suku terputus dari orang Israel”
(Hakim-hakim 21:6)
Perlulah
disadari oleh setiap orang percaya, bahwa inti dari pengajaran seluruh
kebenaran firman Tuhan, berbicara tentang “kasih”. Sebab kasih adalah sifat,
karakter dan kepribadian Allah (1 Yoh 4:8, 16). Kasih itu menjadi sangat nyata
melalui Pribadi Kristus. Ketika Ia datang ke dunia, Ia bukan sekedar bermaksud
untuk menunjukkan Kuasa-Nya, tetapi untuk menunjukkan kasih-Nya kepada orang
yang percaya kepada-Nya (Yoh 3:16).
Itulah
sebabnya juga, Allah mau supaya setiap orang percaya – yang telah menerima
kasih Allah melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, sehingga diselamatkan
– hidup di dalam kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia.
Sejak dari
semula iblis tidak suka melihat hubungan yang harmonis antara Allah dan manusia
serta manusia dengan sesamanya. Sehingga ia menggoda manusia yang pertama
sampai jatuh dalam dosa, kehilangan kemuliaan Allah serta jauh daripada Allah.
Kemudian dalam Kejadian 4, tercatat perselisihan yang pertama antar sesama
manusia sampai mengakibatkan kematian Habel adik Kain. Kasus Esau dan Yakub
serta Yusuf dan saudara-saudaranya, semua perselisihan itu adalah akibat dosa
dari kejatuhan manusia setelah tergoda oleh tipu muslihat iblis.
Sebagai orang
percaya, kita harus sadar bahwa Allah menuntut kita untuk senantiasa hidup di
dalam kasih (Mat 22?:37-40). Di pihak lain, ada pribadi yang terus berusaha
untuk memecah-belah kehidupan setiap orang percaya, supaya tidak ada
keharmonisan diantara setiap orang percaya, dan pihak lain itu adalah iblis (Rm
16:17; Yud 19).
Kasih adalah
hal yang penting bagi kehidupan orang percaya. Oleh kasih kita telah
diselamatkan, itulah sebabnya kita juga dituntut untuk hidup saling mengasihi.
Sebab tidak mungkin kita bisa berkata kita mengasihi Allah yang tidak
kelihatan, jika kita tidak mengasihi sesama kita yang kelihatan (1 Yoh
4:19-21).
Yesus sendiri
menegaskan bahwa hidup dalam kasih adalah ciri orang percaya sebagai
murid-murid Kristus yang sejati (Yoh 13:34-35). Jadi tidaklah mungkin kita
mengaku sebagai murid Kristus, jika tidak ada kasih dalam kehidupan kita.
Paulus juga
mengingatkan bahwa setiap orang percaya adalah bagian dari anggota tubuh
Kristus yang harus senantiasa saling menguatkan, menopang dan menghiburkan satu
sama lain (1 Kor 1:10; 12:25-27).
Renungan :
Biarlah saudara saat ini diingatkan
pentingnya hidup dalam kasih. Kasih adalah identitas orang percaya sebagai
murid Kristus. Oleh sebab itu biarlah kasih bukan sekedar slogan, tetapi
menjadi gaya hidup dalam kehidupan saudara !
Tidak ada komentar