Sejarah Penulisan Alkitab Bahasa Indonesia
Part 1
bersambung ...
Setiap orang percaya pasti tahu kalau ditanya
apa itu Alkitab? Sebab Alkitab adalah sumber kebenaran firman Allah yang
dijilid dalam satu buku, terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu Perjanjian Lama
serta Perjanjian Baru dan memiliki 66 kitab didalamnya.
Pada zaman modern sekarang ini, Alkitab tidak
hanya berupa buku, namun sudah berupa aplikasi (software), sehingga dalam
dibaca pada hampir semua perangkat elektronik, mulai dari komputer sampai
ponsel.
Namun demikian pernahkan kita bertanya dalam
diri kita, bagaimana sampai Alkitab dalam terjemahan Indonesia mulai tersusun?
Kapan mulai ada Alkitab berbahasa Indonesia? Berkaitan dengan pertanyaan
tersebut, tidak banyak orang yang bisa menjawabnya, sebab memang jarang sekali
orang mau menyelidiki sejarah penterjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia.
Tahun ini (2012), jika dihitung dari
pertamakalinya Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Indonesia (Melayu), maka usia
Alkitab terjemahan bahasa Indonesia (Melayu) sudah lebih dari 300 tahun. Namun
demikian memang Alkitab kita tidak langsung secara penuh dan sempurna secara
keseluruhan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Untuk menjadi seperti
sekarang ini, Alkitab kita melewati perjalanan yang cukup panjang serta banyak
berbaikan dalam penterjemahannya, sehingga makna dan arti yang didapatkan dari
hasil penterjemahan tersebut sebisa mungkin sesuai dengan bahasa aslinya.
Dimulainya penerjemahan Alkitab oleh orang
biasa yaitu Albert Cornelisson Ruyl tahun 1629 yang menterjemahkan Injil
Matius dan Markus dalam dua bahasa (Melayu dan Belanda). Kemudian Jan van
Hasel (VOC) menterjemahkan Injil Lukas dan Yohanes dan pendeta Batavia
(Jakarta) Justus Heurnius menterjemahkan Kisah Para Rasul.
Tahap 2
Pada tahun 1668 ada seorang pendeta yang datang
dan melayani di Indonesia. Nama pendeta tersebut adalah Daniel Brouwerious.
Pada awalnya dia tertarik untuk menterjemahkan kitab Kejadian namun pada
akhirnya mengalihkan perhatiannya pada penterjemahan seluruh kitab dalam
Perjanjian Baru dan selesai. Namun demikian kita terjemahannya masih sulit
untuk dipahami karena masih mengandung banyak unsur bahasa Portugis.
Tahap 3
Tahun 1677 ada seorang pendeta yang bernama Valentyn
yang menterjemahkan Alkitab dalam bahasa Melayu Maluku namun tidak diterbitkan
karena ternyata bukan hasil terjemahannya sendiri tetapi hasil terjemahan dari
pendeta Simon de lange yang meninggal di Banda tahun 1677. Selain itu
juga terjemahannya sulit dimengerti oleh daerah lainnya.
Orang pertama yang menerjemahkan Alkitab dalam
bahasa Melayu dengan benar-benar melihat ke dalam bahasa asli Alkitab dan sabat
menerjemahkan dengan kata-kata yang sesuai adalah Melchior Leijdecker,
namun pekerjaannya tidak terselesaiakan dan baru mencapai 90 % (sampai Efesus
6:6) karena meninggal dunia pada tanggal 16 Maret 1701. Namun perjuangannya
tidak sia-sia sebab ada seorang pendeta (Pieter van der Vorm) yang
melanjutkan pekerjaannya dan menyelesaikan penterjemahan tersebut sampai
selesai dan baru diterbitkan pada tahun 1733 (Alkitab bahasa Melayu lengkap
pertama kalinya).
Penyempurnaan demi
penyempurnaan dalam penterjemahan terus dilakukan oleh William Robinson,
Robert Hutchings dan McGinnis.bersambung ...
Tidak ada komentar