Sejarah Penulisan Alkitab Bahasa Indonesia
Part 2
bersambung ...
Tahap 5
Pada tahun 1814 William Milne datang ke
Indonesia untuk bertemu guru bahasanya Abdullah bin Abdul Kadir untuk
merevisi terjemahan Leijdecker. Pada akhirnya yang mendapat tugas revisi
tersebut adalah Claudius Thomsen yang dibantu oleh Robert Burns
pada tahun 1821 berhasil merevisi kitab Matius dan seluruh Injil beserta Kisah
Para Rasul pada tahun 1832 dan dicetak sebanyak 1500 eksemplar.
Tahap 6
Di Pulau Jawa ada Johannes Emde dkk
menerjemahkan kitab dalam bahasa Melayu dialek khas Surabaya dan tahun 1835
diterbitkan di Batavia atas biasa anggota perkumpulan Kristen di Surabaya.
Tahap 7
Seorang bernama Benjamin Keasberry bekerja
sama dengan guru bahasanya Munsyi Abdullah melakukan revisi terjemahan
Perjanjian Baru dan tahun 1852 berhasil dicetak di Singapura dalam aksara latin
sedangkan dalam edisi aksara Arab (Jawi) pada tahun 1856.
Tahap 8
Seorang misionaris gereja Mennonit bernama Hillebrandus
Cornelius Klinkert bersama rekannya yang pandai berbahasa Melayu berusaha
menerjemahkan Alkitab dalam bahasa yang lebih mudah difahami. Tahun 1863
terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu berhasil diterjemahkan. Dan
tahun 1879 Alkitab secara lengkap berhasil diterjemahkan.
Tahap 9
Pada tahun 1877 mulai diterjemahkan Alkitab
dalam bahasa dialek Ambon yang dipersiapkan oleh B.N.J. Roskot yang pada
awalnya dicetak sejumlah 1000 eksemplar sampai pada akhirnya 20.000. Sedangkan
revisi Injil Yohanes dicetak ulang pada tahun 1931.
Tahap 10
Pada tahun 1912 seorang
misionaris Metodis William Shellabear menterjemahkan Alkitab dalam
bahasa yang sedikit unik. Dia menggunakan kata Isa Almasih untuk menggantikan
kata Yesus, hal itu dilakukannya karena menurut dia bahasa tersebut lebih bisa
diterima oleh kaum pembacanya.bersambung ...
Tidak ada komentar