Renungan Harian, 26 Pebruari 2012
Tinggi Hati
2
Tawarikh 26:1-23; 1 Timotius 6:17-19
“Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia
melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan
memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” (2
Tawarikh 26:16)
Penulis
kitab Amsal mengatakan, “Kecongkakan
mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal
16:18). Nampaknya hal itulah yang terjadi pada raja Uzia. Pada masa mudanya,
saat pertama kali ia menjabat sebagai raja, ia adalah seseorang yang didapati
benar dihadapan Allah, ia mencari Allah selama hidup Zakharia (ayat 5).
Dalam
peperangan ia senantiasa menang dan kerajaannya semakin kokoh dan kuat. Ia
mendirikan menara, memiliki pasukan yang kuat dan persenjataan yang lengkap.
Itu semuanya ia peroleh karena ia adalah seorang raja yang berkenan kepada
Allah.
Namun
setelah kerajaannya semakin kuat, raja Uzia menjadi tinggi hati dan menjadi
sombong. Ia tidak lagi bertanya pada Tuhan akan apa yang ia lakukan, ia
bertindak sendiri dan berubah setia kepada TUHAN. Ia melakukan suatu kesalahan
yang sangat fatal yaitu membakar ukupan di mezbah Tuhan yang seharusnya hanya
boleh dilakukan oleh para imam – persis yang dilakukan raja Saul yang membuat
ia ditolak oleh Allah menjadi raja atas Israel – dan sebagai akibatnya ia
terkena sakit kusta sampai pada hari matinya.
Sering
kali hal yang sama juga terjadi pada setiap orang percaya. Pada waktu seseorang
pertama kali percaya pada Yesus, atau sedang berada di dalam permasalahan,
orang tersebut akan bersungguh-sungguh mencari Tuhan (kasih mula-mula). Namun
setelah lama menjadi orang Kristen dan permasalahannya sudah beres bahkan
menjadi orang yang diberkati dan sukses secara finansial mulai lupa dan
meninggalkan Tuhan.
Baru setelah tertimpa
masalah kembali, baru sadar dan bertobat. Dan anehnya hal tersebut tidak
terjadi sesekali, tetapi berulang kali. Itu sebabnya rasul Paulus mengingatkan
setiap kita bahwa apa kita miliki saat ini, bukan semata-mata hasil jerih lelah
kita smata, tetapi karena berkat Tuhan saja. Paulus menegaskan agar setiap orang
percaya tidak menjadi tinggi hati dan sombong saat beroleh pemulihan dan berkat
dari Tuhan. Tetapi menggunakan setiap kekayaan yang dimiliki untuk saling
membangun dan memuliakan nama Tuhan.
Renungan
:
Melalui firman Tuhan hari ini, biarlah saudara diingatkan
agar tidak jatuh dalam dosa kesombongan dan tinggi hati. Pergunakan setiap
keberhasilan yang saudara miliki untuk membangun saudara yang lain dan
memuliakan nama Tuhan.
Tidak ada komentar